Blogger news

Selasa, 05 Maret 2013

PRODUKSI PADI KONTRIBUSI 20 % DI JAWA TENGAH

 

padi-300x225 Sebagai bagian dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan telah memberikan kontribusi di bidang pertanian melalui tiga komoditas pangan utama. Diantaranya, komoditas padi, jagung, dan kedelai. Hingga tahun 2012 lalu, kabupaten dengan luas wilayah 197.586, 56 hektar ini, telah menduduki peringkat kedua untuk hasil panen komoditas pangan berupa padi di jateng dengan angka pencapaian 628.569 ton.

Komoditas padi yang ditanami petani hingga saat masih didominasi varietas Ciherang. Berdasarkan data Dinas Pertaniaan Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan TPH) Kabupaten Grobogan tahun 2012, produktivitas padi cukup membanggakan. Dari luasan lahan satu hektare, setidaknya dapat menghasilkan panen padi hingga 5,76 ton gabah kering giling untuk jenis lahan sawah dalam satu kali tanam. Sedangkan untuk lahan kering menghasilkan gabah kering giling hingga 4,69 ton tiap musim tanam.

Dua komoditas pangan lainnya yang cukup diperhitungkan hasilnya adalah jagung. Komoditas ini telah menghasilkan panen hingga 575.615 ton sepanjang 2012. Sedangkan komoditas kedelai mencapai 65.114 ton per tahun 2012 lalu. Angka tersebut meningkat tajam dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 14.899 ton. Pertanian menjadi salah satu komoditas utama yang menjadi andalan Kabupaten Grobogan. Pencapaiaan angka tersebut tidak terlepas dari potensi lahan yang cukup luas di Grobogan yang tersebar di 19 kecamatan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Grobogan, pertahun 2012 yang telah diolah Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, terdapat tiga jenis lahan yang telah digunakan sebagai lahan pertanian potensial. Diantaranya, lahan sawah, lahan non sawah  dan lahan non pertanian. Untuk jenis lahan sawah yang mencapai luasan 65.185 hektare telah menerapkan sistem pengairan, seperti irigasi teknis (18.221 hektare), irigasi semi teknis (1.487 hektare), irigasi sederhana (10.333 hektare).

1608453p

Sedangkan lahan non sawah dengan luasan 32.938 hektare terbagi menjadi beberapa macam, seperti tegal atau kebun (28.515 hektare), hutan rakyat (4.339 hektare) dan kolam atau empang (24 hektare). Sementara untuk lahan bukan pertanian yang mencapai 99.463 hektare mencakup pekarangan (23.441 hektare), hutan negara (68,632 hektare) dan lainnya (7,390 hektare).

Dari berbagai pencapaian sektor pertanian tersebut, Kabupaten Grobogan mampu mendukung produksi jawa tengah hingga 20 % untuk komoditas padi. Kabupaten ini juga terus berupaya memperluas cakupan sektor pertanian dengan mendorong berkembangnya komoditas hortikultura yang meliputi tiga komoditas. Yakni komoditas sayuran, buah-buahan, serta biofarmaka.

“Saat ini komoditas buah semakin berkembang, seperti buah melon, semangka, hingga jambu air yang diketahui telah dipasarkan hingga ke luar Grobogan. Pengembangan komoditas tersebut rencananya akan melibatkan sistem klaster dan pengembangan kawasan buah tertentu dalam satu lokasi” kata Bambang Pudjiono Bupati Grobogan.

Dalam pengembangan sektor pertanian, imbuhnya pemerintah setempat juga menghadapi kendala seperti terus berkurangnya tenaga penyuluh lapang pertanian. Hal tersebut disebabkan terdapat sekitar 40 % tenaga penyuluh lapang yang akan mengalami masa pensiun. Seperti diketahui, tenaga penyuluh lapang pertanian sangat berperan dalam pendistribusian perkembangan iptek budidaya pertanian untuk mendorong peningkatan hasil produksi.

Kendati menjadi kendala tersendiri, namun hal tersebut justru menjadi tantngan bagi Kabupaten Grobogan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan hasil pertanian di masa yang akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar